Senin, 10 Oktober 2016

METODE TRANSMISI



MODE TRANSMISI_ METODE TRANSMISI_ BENTUK FISIK TRANSMISI_ MACAM SALURAN TRANSMISI_ GANGUAN TRANSMI
 


    PENGERTIAN KOMDA

AKHIL THALIB.S.ST









Oleh
Hersen Lemontjina
1 2 4 5 7 1 4 0 0 5

PROGRAM STUDI D III MANAJEMEN INFORMATIKA
AKADEMI ILMU KOMPUTER
TERNATE
2016/2017­









MODE TRANSMISI
1)      1. Metode Transmisi 5
2)      2. I. Metode Transmisimetode transmisi yang dikenal terdiri dari dua macam, yaitu:• 1. Transmisi Serial• 2. Transmisi Paralel

3)      3. 1. Transmisi Serial• data dikirimkan satu bit demi satu bit melalui kanal komunikasi data yang telah dipilih, misalnya data dikirimkan dalam bentuk kode ASCII dengan 8 Bit untuk setiap karakter (1 byte).• Pengiriman data serial harus ada sinkronisasi atau penyesuaian antara pengirim dan penerima, agar data yang dikirimkan dapat dimengerti oleh penerima dengan tepat dan benar.

4)      4. 2. Transmisi Paralel• - Data dikirimkan sekaligus melalui (misalnya 8 (delapan)) kanal komunikasi.• - Transmisi parallel ini digunakan apabla diinginkan transmisi dengan kecepatan yang tinggi.• - Kanal (jalur) komunikasi penerimaan harus memiliki karakteristik yang baik

5)      5. 1. Transmisi Serial• Fungsi sinyal sinkronisasi adalah untuk:• 1. Agar penerima mengetahui dengan tepat dan benar apakah sinyal yang diterima merupakan bit dari suatu data (sinkronisasi bit). 2. Agar penerima mengetahui dengan tepat bit data (data bit) yang membentuk sebuah karakter (sinkronisasi character).

6)      6. Macam Sinkronisasi• Berdasarkan cara sinkronisasinya, transmisi serial dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu:• 1. Asinkron (Asynchronous)• Transmisi asinkron digunakan apabila pengiriman data dilakukan satu karakter setiap kali pengiriman. Transmisinya dilakukan dengan cara memberikan bit awal (start bit) pada setiap awal pengiriman karakter dan diakhiri dengan bit akhir (stop bit)

7)      7. 2. Sinkron (synchronous)• Digunakan untuk transmisi data dengan kecepatan tinggi. Data yang dikirimkan berupa satu blok data. Sinkronisasi terjadi dengan cara mengirimkan pola data tertentu antara pengirim dan penerima. Pola kata ini disebut dengan karakter sikronisasi (synchronization character).

8)      8. 3. Isokron (isochronous)• Merupakan kombinasi dari transmisi asinkron dan sinkron. Setiap karakter diawali dengan bit awal (start bit) dan diakhiri dengan bit akhir (stop bit), tetapi antara pengirim dan penerima akan disinkronisasi.

9)      9. II. METODE HUBUNGAN• Dilihat dari cara bagaimana antara pengirim (transceiver) dan penerima (receiver) saling berhubungan metode hubungan dalam komunikasi data terbagi atas 3 (tiga) macam, yaitu:

10)  10. 1. Simplex• Data dikirimkan hanya ke satu arah saja. Pengirim dan penerima tugasnya tetap. Metode ini paling jarang digunakan dalam system komunikasi data.• Contoh : komunikasi siaran radio (radio broadcasting), komunikasi siaran televise, radio pager (pager)

11)  12. 2. Half Duplex (HDX)• - Data dapat dikirimkan kedua arah secara bergantian.• - Pada metode ini terdapat tum around time, yaitu: waktu yang diperlukan mengganti arah transfer data.• - Contoh : chatting, sort massage service (SMS), komunikasi pada radio dua arah (H/T, radio panggil polisi, dll).

12)  13. 3. Full Duplex (FDX)• - Data dikirim dan diterima secara bersamaan• - Contoh: komunikasi menggunakan : telepon, handphone (mobile phone)









MODE TRANSMISI
Mode Transmisi
a. Serial
Pada Pengiriman seri, Data pararel internal diteruskan ke pengubah pararel-serial (IC Converted), bit-bit dikirimkan secara berurutan (tidak serempak) dan kecepatan pemindahan data lebih rendah dan mode transmisi pararel. Pengiriman dimulai dari LSB ( Least Significant Bit) dan diakhiri MSB ( Most Significant Bit). Penerima harus memecah isyarat data yang sama pada waktu yang tepat sebelum membentuk kembali karakter yang diterima.


Gambar 3.1 Mode Transmisi Paralel
Agar data yang diterima itu benar maka selang waktu yang digunakan oleh pengirim dan penerima harus sama. Untuk keperluan tersebut mka pengirim dan penerima harus menambahkan “detak” (Time Pulse).


Gambar 3.2 Detak (Time Pulse)

b. Paralel
Data dikirimkan sekaligus, misal 8 bit bersamaan
• Kecepatan tinggi
• Karakteristik Media harus baik
• Masalah “SKEW Efek” yang terjadi pada sejumlah pengiriman bit secara serempak dan tiba
pada tempat yang dituju dalam waktu yang tidak bersamaan

Gambar 3.3 Mode Transmisi Serial
Mode serial membutuhkan sinkronisasi/penyesuaian yang berfungsi untuk :
• Mengetahui bilamana sinyal yang diterimanya merupakan bit data (sinkronisasi bit)
• Mengetahui bilamana sinyal yang diterimanya membentuk sebuah karakter (sinkronisasi karakter)
• Mengetahui bilamana sinyal yang diterimanya membentuk sebuah blok data (sinkronisasi blok)

3.2. Berdasarkan sinkronisasi dikenal 3 mode transmisi serial, yaitu :

1. Asinkron
• Pengiriman dilakukan perkarakter
• Transmisi kecepatan tinggi
• Antara karakter tidak ada waktu yang tetap
• Bila terjadi kesalahan, 1 blok data akan hilang
• Membutuhkan : start bit (tanda mulai menerima bit data)
• Tiap karakter diakhiri : stop bit
• Dikenal sebagai Start-Stop Tranmission

Gambar 3.4 Transmisi Asinkron

2. Sinkron
• Pengiriman dilakukan perblok data (karakter)
• Transmisi kecepatan tinggi
• Tiap karakter tidak memerlukan bit awal/akhir
• Bila terjadi kesalahan, 1 blok data akan hilang
• Pemakaian saluran komunikasi akan efektif, karena transmisi hanya dilakukan bila dimiliki sejumlah blok data.

Gambar 3.5 Transmisi Sinkron

3. Isokron
- Merupakan kombinasi transmisi asinkron dan sinkron
- Tiap karakter didahului dengan bit awal dan diakhir data ditutup dengan bit akhir

3.3. Metode Transmisi

1. Simplex
• Data disalurkan hanya ke satu arah
• Pemancar dan penerima tugasnya tetap
• Jarang untuk sistem komunikasi data

Gambar 3.6 Metode Transmisi Simplex

2. Half Duplex (HDX)
• Data dikirimkan kedua arah secara bergantian
• Terdapat "turn around time" (waktu untuk mengubah arah)

Gambar 3.7 Metode Transmisi Half Duplex (HDX)

3. Full Duplex (FDX)
• Data dikirimkan dan diterima secara bersamaan

Gambar 3.8 Metode Transmisi Full Duplex (FDX)

3.4. Karakteristik Transmisi

Terdapat dua macam arus :
1. DC (Direct Current)
• Jarang digunakan
• Untuk jarak dekat
• Kecepatan dibawah 300 bps

2. AC (Alternating Current)
• Sering digunakan
• Untuk jarak jauh
• Untuk Kecepatan tinggi

Kecepatan Transmisi


1. Satuannya
• Karakter per second (kps)
• Bit per second (bps)
• Baud per second (bps) - (2 bit = 1 baud)

2. Variasi
110, 300, 600, 1200, 2400, 4800, 9600 bps

3. Kecepatan dipengaruhi lebar frekuensi (bandwidth)

4. Berdasar bandwidth, kanal digolongkan menjadi :
a. Broadband Channel
• Untuk sinyal berfrekuensi tinggi
• Digunakan untuk gelombang mikro, kabel koaksial, dan serat optic

b. Voice Grade Channel
• Dial Up
• Private Line
• Menggunakan frekuensi 300 - 3000 Hz

c. Subvoice Channel
• Menggunakan kecepatan transmisi dibawah 600 bps

d. Telegraph Channel
• Menggunakan kecepatan transmisi 45 - 75 bps

Tabel Spectrum Electromagnetic

Frequency Band Name
3 - 10 kHz Extremely Low Frequency (ELF)
10 - 30 kHz Very Low Frequency (VLF)
30 - 300 kHz Low Frequency (LF)
300 - 3000 kHz Medium Frequency (MF)
3 - 30 MHz High Frequnecy (HF) (also called "short wave")
30 - 300 MHz Very High Frequency (VHF)
300 - 3000 MHz Ultra High Frequency (UHF) (also called "microwaves")
3 - 30 GHz Super High Frequency (SHF)

















BENTUK FISIK TRANSMISI
1)      Bentuk Fisik saluran Transmisi : Faktor-faktor yang menentukan pilihan media komunikasi data, adalah : 1. Harga 2. Unjuk kerja (performance) Jaringan yang dikehendaki, 3. Ada atau tidaknya medium tersebut. Dintinjau dari sudut teknik, faktor yang harus dipertimbangkan : 1. Kamampuan menghadapi gangguan elektris maupun magnrtis dari luar. 2. Lebar jalur (BandcWidth ) yang sebaliknya juga tergantung jarak yang harus dilayani. 3. Kemampuan dalam melayani multiple access, yaitu : apakah mudah mengambil data dati padanya. 4. Keamanan data 
2)      Bentuk fisik media trasnsmisi : 1. kabel kawat telanjang (open ware cabel) keuntungannya : a. harganya murah b. pemasangannya mudah, tidak diperlukan keahlian & peralatan khusus kerugian : a. mudah terpengaruh gangguan b. kualitas data kurang dapat dipertanggungjawabkan. 
3)      Kabel Pasangan terpilih terbuat dari kawat tembaga yang diberi isolasi, shg sering beberapa pasang kabel dijadikan 1 tanpa saling menggangu. keuntungan : Harganya murah Cara penggunaannya sederhana, tidak diperlukan keahlian & peralatan khusus Kerugian : Tidak dapat dipergunakan untuk pengiriman data dengan kecepatan tinggi. 
4)      Kabel Kloalikasi (Coaxial Cable) Terbuat dari tembaga & dikelilingi oleh anyaman halus kabel tembaga lain dan diantaranya terdapat isolasi 







MACAM SALURAN TRANSMISI
1)      Macam – macam gangguan Saluran Transmisi Gangguan pada saluran telephone yang juga digunakan untuk menyalurkan data ada 2 macam, yaitu :
1. Random Tidak dapat digunakan terjadinya. Yang termasuk dalam jenis gangguan jenis ini adalah :
a. Derau Panas (Thernal Noise) disebabkan karena pergerakan acak elektron bebas dalam rangkaian. Berada pada seluruh spektrum frekuensi yang tersedia. Disebut juga dengan Derau Putih (White noise) atau Derai Gausian. Kejadiannya tidak dapat dihindarkan & biasanya tidak terlalu mengganggu transmisi data, kecuali jika lebih besar dari pada sinyal yang ditransmisikan.
*      b. Derau Impulse (Impulse Noise) Disebut juga dengan Spikes, yaitu tegangan yang tingginya lebih besar dibandingkan dengan tegangan derau rata2 (Steady State). Beberapa sumbernya antara lain yaitu :
o   perubahan tegangan pada saluran listrik yang berdekatan dengan saluran komunikasi data.
o   Prubahan tegangan pada motor.
o   Swicth untuk penerangan, dll 
2)      C. Bicara Silang (Cross Talk). Disebabkan oleh masuknya sinyal dari kanal lain yang letaknya berdekatan. Biasanya terjadi pada saluran telepon yang berdekatan atau dimultipleks. Bicara Silang (Cross Talk ) akan semakin jelas atau bertambah bila jarak yang ditempuh semakin jauh, sinyal yang ditransmisikan semakin kuat/besar atau semakin besar frekuensinya.
D. Gema ( Echo ) Sinyal yang dipantulkan kembali, hal ini disebabkan karena impendasi dalam sebuah rangkaian listrik. Misalnya : Sambungan antara 2 potong kawat yang diameternya berbeda.
E. Perubahan Sudut (Phase) Sudut (Phase) sinyal kadang2 dapat berubah oleh impulse Noise. Sudut Phase dapat berubah, kemudian kembali menjadi normal
F. Derau Intermodulasi ( Intermodulation Noise) dua sinyal dari saluran yang berbeda (intermodulasi) membentuk sinyak baru yang menduduki frekuensi sinyal lain. Intermodulasi dpt terjadi pada transmisi data bila modem menggunakan
1 frekuensi untuk menjaga agar saluran sinkron selama data tidak dikirim. Frekuensi ini dapat memodulasi sinyal yang ada pada saluran lain. 
3)      G. Phase Jitter Jitter timbul oleh sistem pembawa yang di –multipleks yang menghasilkan perubahan frekuensi. Sudut ( Phase ) sinyal berubah 2 sehingga menyebabkab kesukaran dalam mendeteksi bentuk sinyal tersebut.
H. Fading terjadi terutama pada sistem microwafe antara lain selective fading, yaitu yang disebkan oleh atmosfer. Sinyal disalurkan mencapai penerima melalui berbagai jalur. Sinyal2 ini kemudian kalau bergabung hasilnya akan terganggu. 2. Tak Random Terjadinya dapat diramalkan & diperhitungkan. Termasuk dalam jenis gangnguan tak random ini adalah :
A. Tegangan suatu sinyal berkurang ketika melalui saluran transmisi, hal ini disebabkan karena daya yang diserap oleh saluran transmisi. Redaman tergantung pada frekuensi sinyal, jenis media transmisi & panjang ( jarak ) saluran transmisi. Redaman tidak sama besarnya utk semua frekuensi.
 B. Tundaan Sinyal umumnya terdiri atas banyak frekuensi. Masing2 frekuensi tidak berjalan dengan kecepatan yang sama, sehingga tiba dipenerima pada waktu yang berlainan. Tundaan yang terlalu besar sehingga menimbulkan kesalahan pada waktu transmisi data. Pada transmisi suara tundaan ini tidak merupakan gangguan yang serius, tapi pada transmisi data, tundaan ini akan menyebabkan kesalahan pada transmisi data. 





GANGUAN TRANSMISI


Gangguan terhadap Saluran Transmisi

Gangguan pada saluran transmisi dikenal dua golongan besar :
a. Random

Derau Panas (thermal noise)
Gangguan yang disebabkan oleh pergerakan acak elektron bebas dalam rangkaian.
Derau Impuls (impuls noise)
Gangguan yang disebabkan oleh tegangan listrik yang tingginya lebih dibandingkan tegangan rata – ratanya.

Bicara Silang (cross talk)
Gangguan yang disebabkan oleh masuknya signal dari kanal lain yang letaknya berdekatan

Gema (echo)
Gangguan yang disebabkan oleh signal yang dipantulkan kembali sebagai akibat dari perubahan impedansi dalam sebuah rangkaian listrik.

Perubahan Phasa (Phase changer)
Gangguan yang disebabkan oleh phase signal yang kadang-kadang berubah sebagai akibat dari impulse noise.

Derau Intermodulasi (intermodulation noise)
Gangguan yang disebabkan oleh dua signal dari saluran berbeda (intermodulation) membentuk signal baru yang menduduki frekuensi signal lain.

Phase Jitter
Gangguan yang disebabkan oleh jitter yang timbul oleh sistem pembawa yang dimultipleks dan menghasilkan perubahan frekuensi.

Fading
Gangguan yang disebabkan oleh signal yang disalurkan mencapai penerima melalui berbagai jalur akibat dari kondisi atmosfir.

b. Tak Random

Redaman
Gangguan yang disebabkan oleh tegangan suatu signal berkurang ketika melalui saluran transmisi sebagai akibat daya yang diserap oleh saluran transmisi yang tergantung frekuensi dam media transmisinya.

Tundaan
Gangguan yang disebabkan oleh signal dengan masing masing frekuensi yang tidak berjalan dengan dengan kecepatan yang sama hingga tiba dipenerima pada waktu yang berlainan.

Sistem Modulasi


• Modulasi adalah proses penggabungan sinyal yang akan dikirim dengan gelombang pembawa, sehingga memungkinkan sinyal tsb ditransmisikan melalui communication channel.
• Penggabungan dilakukan dengan mengubah-ubah besaran tertentu dari gelombang pembawa sesuai dengan bentuk sinyal informasi

Teknik-teknik modulasi 
• Modulasi analog
– Amplitude Modulation (AM)
• Amplitudo gelombang pembawa diubah-ubah sesuai bentuk sinyal informasi
– Frequency Modulation (FM)
• Frekuensi gelombang pembawa diubah-ubah sesuai bentuk sinyal informasi
– Phase Modulation (PM)
• Phase gelombang pembawa diubah-ubah sesuai bentuk sinyal informasi
• Dipandang sebagai “special case” dari frequency modulation
• Modulasi digital
Sinyal informasi hanya merepresentasikan dua keadaan (“1” atau “0”)
– Amplitude Shift Keying (ASK)
• Sinyal informasi direpresentasikan dalam dua kondisi perubahan amplitudo gelombang pembawa
– Frequency Shift Keying (FSK)
• Sinyal informasi direpresentasikan dalam perubahan frekuensi gelombang pembawa
– Phase Shift Keying (PSK)
Sinyal informasi direpresentasikan dalam perubahan phase gelombang pembawa
Tujuan Modulasi 
 Memudahkan pemancaran (radiasi)
v
• Penggeseran spektrum frekuensi sinyal dari domain frekuensi rendah ke radio frequency (RF) untuk dapat dipancarkan (apabila communication channel berupa sistem radio)
 Modulasi untuk multiplexing
v
• Mentranslasikan sinyal ke spektrum frekuensi atau time slot yang berbeda-beda untuk memungkinkan beberapa sinyal ditransmisikan melalui channel yang sama
 Mengatasi keterbatasan perangkat
v
• Perangkat untuk sinyal processing (filter, amplifier) bekerja optimal pada frekuensi dan bandwidth tertentu
• Modulasi dapat digunakan untuk mentranslasikan sinyal ke frekuensi yang sesuai dengan kemampuan perangkat
 Frequency assignment
v
• Menentukan frekuensi kerja dari pemancar (radio, televisi dsb)
 Mengurangi noise dan interferensi
v
• Efek dari noise dan interferensi dapat diminimalisir dengan menggunakan type modulasi tertentu dengan bandwidth yang lebih lebar dari bandwidth sinyal
• Ada “trade-off” antara pengurangan noise dengan penambahan bandwidth.


Sistem Terminal

Terminal adalah suatu I/O device yang digunakan untuk mengirim data dan menerima data jarak jauh dengan menggunakan fasilitas telekomunikasi. Peralatan terminal ini bermacam-macam, seperti magnetic tape unit, disk drive, paper tape, dan lain-lain.

Disk Drive :
Alat tambahan yang digunakan untuk meletakkan piringan magnetik, memutar piringan dan menggerakkan head baca/tulis pada posisi yang diinginkan ketika mengakses informasi dari dalam disk.


Magnetic Tape :
Suatu bentuk media memori sekunder akses berurutan. Dari semua media memori, pita ini dapata menyimpan volume data yang paling besar dengan biaya yang minimal.



Paper Tape :
Pita yang terbuat dari kertas. Media rekam data yang bentuknya menyerupai pita dan
terbuat dari kertas yang berkualitas tinggi. Perekaman data pada paper tape dilakukan dengan cara melubangi kertas tersebut.


Selasa, 05 April 2016

penjadwalan CPU

Algoritma Penjadwalan CPU
Penggabungan setiap proses meupakan panjang dari burst CPU  berikutnya.Panjang tersebu digunakan untuk penjadwalan proses pada waktu terpendek
Terdapat 2 skema :
Nonpreemitive –CPU hanya satu kali diberikan pada suatu proses, maka proses tersebut  tetap akan memakai  CPU  hinga proses tersebut melepaskanya
Preemitive -  Jika suatu proses Tiba dengan panjang  CPU burst lebi kecil dari waktu  yang tersisa pada eksekusi proses yang sedang berlangsung ,maka dijalankan preemitive . skema ini dikenal dengan shortest – Remaining Time First (SRTF)
SJF  akan Optimal,ketika rata-rata waktu tunggu minimum untuk set proses yang diberikan.
Contoh Non-Preemptive SJF
Process Arrival Tim      Burst Time
P1          0.0                        7
P2          2.0                        4
P3      4.0                        1
P4          5.0                        4
SJF  (Non preemitive)
P1
P3
P2
P4




0          3               7        8                                              12               16
Average waiting time =(0+6+3+7)/4 =-4



Contoh Preemptive SJF
Process Arrival Tim      Burst Time
P1          0.0                        7
P2          2.0                        4
P3      4.0                        1
P4          5.0                        4
SJF  (preemitive)
P1
P2
P3
P2
P4
P1






0        2        4        5        7                 11               16
Average waiting time = (9+1+0+2)/4-3

Round Robin (RR).
Setiap proses mendapat jatah waktu  CPU (Time slince/quantum) Tertentu misalkan 10 atau 100 milidetik.
Setelah waktu tersebut maka proses akan di-preemot dan dipindahkan  ke ready queue.
Adil dan Sedrrhana.
Jika dapa diproses di ” ready queue” dan waktu kuantum q (milidetik),maka d:
Maka setiap proses akan mendapatkan  1/n dari waktu CPU.
Proses tidak akan menunggu libih lama dari ( n-1)1 time units.
Performance
Q  besar => FIFO
Q kecil => q harus lebibesar dengan mengacup pada context
Switch,jika tidak overhead akan terlalu besar.
Contoh RR (Q  = 20)
Process                 Brus time
          P1                                          53
P2                                          17
          P3                                          64
          P4                                          24
Gantt chart
P1
P2
P3
P4
P1
P3
P4
P1
P3
P3










0        20      37     57      77      97      117    121    134    154    162
Tipikal: lebih lama waktu rata-rata turnaround Dibandingkan  SJF Tapi mempunyai response terhadap user lebih cepat.

·         Algoritma Penjadwalan Priority Schedulling (jadwal prioritas)
Penjadualan SJF (Shortest Job First) adalah kasus khusus untuk algoritma penjadual Prioritas. Prioritas dapat diasosiasikan masing-masing proses dan CPU dialokasikan untuk proses dengan prioritas tertinggi. Untuk proritas yang sama dilakukan dengan FCFS. Ada pun algoritma penjadual prioritas adalah sebagai berikut: • Setiap proses akan mempunyai prioritas (bilangan integer). Beberapa sistem menggunakan integer dengan urutan kecil untuk proses dengan prioritas rendah, dan sistem lain juga bisa menggunakan integer urutan kecil untuk proses dengan prioritas tinggi. Tetapi dalam teks ini diasumsikan bahwa integer kecil merupakan prioritas tertinggi. • CPU diberikan ke proses dengan prioritas tertinggi (integer kecil adalah prioritas tertinggi). • Dalam algoritma ini ada dua skema yaitu: 1. Preemptive: proses dapat di interupsi jika terdapat prioritas lebih tinggi yang memerlukan CPU. 2. Nonpreemptive: proses dengan prioritas tinggi akan mengganti pada saat pemakain time-slice habis. • SJF adalah contoh penjadual prioritas dimana prioritas ditentukan oleh waktu pemakaian CPU berikutnya. Permasalahan yang muncul dalam penjadualan prioritas adalah indefinite blocking atau starvation. • Kadang-kadang untuk kasus dengan prioritas rendah mungkin tidak pernah dieksekusi. Solusi untuk algoritma penjadual prioritas adalah aging. • Prioritas akan naik jika proses makin lama menunggu waktu jatah CPU. Contoh Priority:
8


Algoritma Round Robin dirancang untuk sistem time sharing. Algoritma ini mirip dengan penjadual FCFS, namun preemption ditambahkan untuk switch antara proses. Antrian ready diperlakukan atau dianggap sebagai antrian sirkular. CPU mengelilingi antrian ready dan mengalokasikan masing-masing proses untuk interval waktu tertentu sampai satu time slice/ quantum. Berikut algoritma untuk penjadual Round Robin: • Setiap proses mendapat jatah waktu CPU (time slice/ quantum) tertentu Time slice/quantum umumnya antara 10 – 100 milidetik.
1.      Setelah time slice/ quantum maka proses akan di-preempt dan dipindahkan ke antrian ready.
2.      Proses ini adil dan sangat sederhana.
• Jika terdapat n proses di “antrian ready” dan waktu quantum q (milidetik), maka:
1.      Maka setiap proses akan mendapatkan 1/n dari waktu CPU.
2.      Proses tidak akan menunggu lebih lama dari: (n-1)q time units.
• Kinerja dari algoritma ini tergantung dari ukuran time quantum.
1.      Time Quantum dengan ukuran yang besar maka akan sama dengan FCFS.
2.      Time Quantum dengan ukuran yang kecil maka time quantum harus diubah ukurannya lebih besar dengan respek pada alih konteks sebaliknya akan memerlukan ongkos yang besar. Contoh :

Round Robin
Waiting Time
P1 = 0
P2 = 4
P3 = 5
P4 = 7
P5 = 8
P1=12
P5=16
P1=17
Average
Waiting Time
AVG = 0+4+5+7+8+12+16+17/8
            AVG = 11 ms